Jumat, 16 Juli 2010

Murid SMP Temukan Goa Misterius di Mars


Sekelompok murid kelas VII atau setara kelas I sekolah menengah pertama menemukan goa misterius di Planet Mars. Saat itu, mereka tengah mengerjakan proyek riset guna mempelajari citra yang diambil pesawat ruang angkasa NASA yang mengorbit di planet merah itu. Temuan itu berupa penampakan yang diduga merupakan lubang pada atap goa.

Keenam belas anak tersebut merupakan murid kelas sains dari Dennis Mitchell, guru kelas VII di Evergreen Middle School di Cotton Wood, California. Para murid itu tengah berpartisipasi dalam kegiatan Mars Student Imaging Program di Mars Space Flight Facility di Arizona State University.

Murid-murid diminta membuat semacam proposal riset dan kemudian diperbolehkan menggunakan kamera yang tengah mengorbit di Mars untuk mengambil gambar guna menjawab pertanyaan riset mereka.

Lubang yang mirip dengan temuan baru itu pernah ditemukan sebelumnya di bagian lain Mars pada 2007 oleh Glen Cushing, seorang ahli geologi asal Amerika. Cushing berpandangan, citra yang ditangkap itu menyerupai "lubang atap", tempat sebagian dari atap goa atau lubang aliran lava runtuh.

Liang itu diduga diakibatkan oleh aktivitas vulkanik di planet merah. Pada suatu masa, aliran lava keluar dari permukaan batuan dan meninggalkan bekas berupa liang setelah erupsi usai.

Ujung lubang itu tertutup oleh material yang mendingin dan sebagian "pipa" bekas aliran lava itu bisa saja ada yang ambruk.

Sejauh ini, para ilmuwan belum dapat memastikan jenis material yang tersimpan di dalam goa itu. "Lubang ini baru bagi kami para ilmuwan," ujar Cushing kepada para murid. Dia memperkirakan ukuran lubang itu 190 meter x 160 meter dan kedalamannya 115 meter.

Memburu aliran lava
Riset para murid itu bertujuan memburu pipa lava yang merupakan fenomena vulkanik di Bumi dan Mars.
 
"Mereka mengembangkan sebuah proyek riset dengan fokus menemukan lokasi "pipa" lava yang paling lazim di Mars. Apakah fenomena itu paling sering terjadi di puncak, sisi, atau dataran sekitar gunung," ujar Mitchell, guru mereka.

Mereka lalu meneliti sebuah foto utama dan cadangan dari Pavonis Monsvolcano (gunung) di Mars. Gambar itu diambil oleh alat penangkap citra Thermal Emission Imaging System (THEMIS) dari Odyssey, milik NASA yang sedang mengorbit. Foto cadangan yang mereka teliti malah memberikan kejutan: sebuah citra bundar gelap. Citra itu merupakan lubang di Mars yang mengarah kepada adanya goa terkubur di planet itu.

Temuan itu akan diperjelas lagi menggunakan kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) pada Mars Reconnaissance Orbiter. Alat itu bisa menampilkan lebih banyak detail guna melihat ke dalam lubang itu.


sumber : kompas.com

Ditemukan, Kehidupan Purba di Dasar Laut


Beberapa ilmuwan Australia menemukan kehidupan laut prasejarah yang aneh pada ratusan kilometer di bawah Great Barrier Reef.

Hal itu ditemukan ketika digelar misi yang tak pernah dilakukan sebelumnya, yaitu mendokumentasikan spesies yang terancam akibat pemanasan samudra.

Kehidupan purba itu berupa ikan hiu purba, ikan raksasa yang mengandung minyak ikan, kumpulan hewan berkulit keras, dan spesies cumi-cumi primitif dalam tempurung (nautilus) yang ditangkap kamera dari jauh di Osprey Reef.

Pemimpin peneliti Justin Marshall, Kamis (15/7/2010), mengatakan, timnya juga telah menemukan beberapa spesies ikan yang tak dikenal, termasuk "ikan hiu prasejarah enam insang".
Temuan itu berkat penelitian menggunakan kamera khusus yang sensitif terhadap cahaya suram dan dirancang untuk menjaring dasar samudra.

"Sebagian hewan yang telah kami saksikan adalah jenis yang kami perkirakan, sebagian lagi tak kami duga, dan sebagian hewan itu belum kami identifikasi," kata Marshall dari University of Queensland.
"Ada ikan hiu yang benar-benar tidak kami duga, yang mirip false cat shark, yang sungguh-sungguh memiliki sirip belakang yang aneh," kata Marshall sebagaimana dikutip kantor berita Perancis, AFP.
Tim tersebut menggunakan kepala tuna di ujung tongkat untuk menarik perhatian semua hewan itu, yang hidup jauh di bawah jangkauan cahaya.

Marshall mengatakan penelitian tersebut telah jadi makin mendesak akibat tumpahan minyak baru-baru ini yang memengaruhi Great Barrier Reff" yang terdaftar sebagai warisan dunia, dan meningkatnya ancaman terhadap keragaman hayatinya akibat pemanasan dan oksidasi samudra di dunia.
"Salah satu yang ingin kami lakukan dengan meneliti kehidupan di laut dalam ialah menemukan apa yang ada di sana, sebelum kita menghapuskannya," kata Marshall.

"Kami memang tidak mengetahui kehidupan apa yang ada di bawah sana, dan kamera kami sekarang dapat merekam perilaku dan kehidupan di biosfer terbesar Australia, laut dalam tersebut," katanya.
Para ilmuwan sudah memperingatkan bahwa daya tarik areal seluas 345.000 kilometer persegi itu menghadapi ancaman serius karena pemanasan global dan habisnya bahan kimiawi mengancam akan membunuh spesies laut dan mengakibatkan penyebaran penyakit.

Kapal batu bara China Shen Neng 1 mengoyak luka sepanjang tiga meter di terumbu karang tersebut ketika kapal itu kandas sewaktu berusaha mengambil jalan pintas pada 3 April. Akibat peristiwa tersebut, berton-ton minyak tersebar di lahan pembiakan dan suaka alam terkenal itu.

Sebanyak 200.000 liter bahan bakar berat tersembur ke perairan di sebelah selatan terumbu karang tersebut pada Maret, ketika beberapa kapal peti kemas yang dipenuhi pupuk jatuh dari Pacific Adventurer, yang berbendera Hongkong, selama amukan badai. Lambung kapal itu bolong.

Ini peristiwa minyak tumpah terburuk yang pernah dialami Australia. Marshall mengatakan, kamera penelitian sekarang akan dikirim ke Teluk Meksiko, yang menghadapi kebocoran minyak, untuk memantau dampak kebocoran minyak terhadap kehidupan laut di sana.


sumber : kompas.com

Jumat, 16 Juli 2010

Murid SMP Temukan Goa Misterius di Mars


Sekelompok murid kelas VII atau setara kelas I sekolah menengah pertama menemukan goa misterius di Planet Mars. Saat itu, mereka tengah mengerjakan proyek riset guna mempelajari citra yang diambil pesawat ruang angkasa NASA yang mengorbit di planet merah itu. Temuan itu berupa penampakan yang diduga merupakan lubang pada atap goa.

Keenam belas anak tersebut merupakan murid kelas sains dari Dennis Mitchell, guru kelas VII di Evergreen Middle School di Cotton Wood, California. Para murid itu tengah berpartisipasi dalam kegiatan Mars Student Imaging Program di Mars Space Flight Facility di Arizona State University.

Murid-murid diminta membuat semacam proposal riset dan kemudian diperbolehkan menggunakan kamera yang tengah mengorbit di Mars untuk mengambil gambar guna menjawab pertanyaan riset mereka.

Lubang yang mirip dengan temuan baru itu pernah ditemukan sebelumnya di bagian lain Mars pada 2007 oleh Glen Cushing, seorang ahli geologi asal Amerika. Cushing berpandangan, citra yang ditangkap itu menyerupai "lubang atap", tempat sebagian dari atap goa atau lubang aliran lava runtuh.

Liang itu diduga diakibatkan oleh aktivitas vulkanik di planet merah. Pada suatu masa, aliran lava keluar dari permukaan batuan dan meninggalkan bekas berupa liang setelah erupsi usai.

Ujung lubang itu tertutup oleh material yang mendingin dan sebagian "pipa" bekas aliran lava itu bisa saja ada yang ambruk.

Sejauh ini, para ilmuwan belum dapat memastikan jenis material yang tersimpan di dalam goa itu. "Lubang ini baru bagi kami para ilmuwan," ujar Cushing kepada para murid. Dia memperkirakan ukuran lubang itu 190 meter x 160 meter dan kedalamannya 115 meter.

Memburu aliran lava
Riset para murid itu bertujuan memburu pipa lava yang merupakan fenomena vulkanik di Bumi dan Mars.
 
"Mereka mengembangkan sebuah proyek riset dengan fokus menemukan lokasi "pipa" lava yang paling lazim di Mars. Apakah fenomena itu paling sering terjadi di puncak, sisi, atau dataran sekitar gunung," ujar Mitchell, guru mereka.

Mereka lalu meneliti sebuah foto utama dan cadangan dari Pavonis Monsvolcano (gunung) di Mars. Gambar itu diambil oleh alat penangkap citra Thermal Emission Imaging System (THEMIS) dari Odyssey, milik NASA yang sedang mengorbit. Foto cadangan yang mereka teliti malah memberikan kejutan: sebuah citra bundar gelap. Citra itu merupakan lubang di Mars yang mengarah kepada adanya goa terkubur di planet itu.

Temuan itu akan diperjelas lagi menggunakan kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) pada Mars Reconnaissance Orbiter. Alat itu bisa menampilkan lebih banyak detail guna melihat ke dalam lubang itu.


sumber : kompas.com

Ditemukan, Kehidupan Purba di Dasar Laut


Beberapa ilmuwan Australia menemukan kehidupan laut prasejarah yang aneh pada ratusan kilometer di bawah Great Barrier Reef.

Hal itu ditemukan ketika digelar misi yang tak pernah dilakukan sebelumnya, yaitu mendokumentasikan spesies yang terancam akibat pemanasan samudra.

Kehidupan purba itu berupa ikan hiu purba, ikan raksasa yang mengandung minyak ikan, kumpulan hewan berkulit keras, dan spesies cumi-cumi primitif dalam tempurung (nautilus) yang ditangkap kamera dari jauh di Osprey Reef.

Pemimpin peneliti Justin Marshall, Kamis (15/7/2010), mengatakan, timnya juga telah menemukan beberapa spesies ikan yang tak dikenal, termasuk "ikan hiu prasejarah enam insang".
Temuan itu berkat penelitian menggunakan kamera khusus yang sensitif terhadap cahaya suram dan dirancang untuk menjaring dasar samudra.

"Sebagian hewan yang telah kami saksikan adalah jenis yang kami perkirakan, sebagian lagi tak kami duga, dan sebagian hewan itu belum kami identifikasi," kata Marshall dari University of Queensland.
"Ada ikan hiu yang benar-benar tidak kami duga, yang mirip false cat shark, yang sungguh-sungguh memiliki sirip belakang yang aneh," kata Marshall sebagaimana dikutip kantor berita Perancis, AFP.
Tim tersebut menggunakan kepala tuna di ujung tongkat untuk menarik perhatian semua hewan itu, yang hidup jauh di bawah jangkauan cahaya.

Marshall mengatakan penelitian tersebut telah jadi makin mendesak akibat tumpahan minyak baru-baru ini yang memengaruhi Great Barrier Reff" yang terdaftar sebagai warisan dunia, dan meningkatnya ancaman terhadap keragaman hayatinya akibat pemanasan dan oksidasi samudra di dunia.
"Salah satu yang ingin kami lakukan dengan meneliti kehidupan di laut dalam ialah menemukan apa yang ada di sana, sebelum kita menghapuskannya," kata Marshall.

"Kami memang tidak mengetahui kehidupan apa yang ada di bawah sana, dan kamera kami sekarang dapat merekam perilaku dan kehidupan di biosfer terbesar Australia, laut dalam tersebut," katanya.
Para ilmuwan sudah memperingatkan bahwa daya tarik areal seluas 345.000 kilometer persegi itu menghadapi ancaman serius karena pemanasan global dan habisnya bahan kimiawi mengancam akan membunuh spesies laut dan mengakibatkan penyebaran penyakit.

Kapal batu bara China Shen Neng 1 mengoyak luka sepanjang tiga meter di terumbu karang tersebut ketika kapal itu kandas sewaktu berusaha mengambil jalan pintas pada 3 April. Akibat peristiwa tersebut, berton-ton minyak tersebar di lahan pembiakan dan suaka alam terkenal itu.

Sebanyak 200.000 liter bahan bakar berat tersembur ke perairan di sebelah selatan terumbu karang tersebut pada Maret, ketika beberapa kapal peti kemas yang dipenuhi pupuk jatuh dari Pacific Adventurer, yang berbendera Hongkong, selama amukan badai. Lambung kapal itu bolong.

Ini peristiwa minyak tumpah terburuk yang pernah dialami Australia. Marshall mengatakan, kamera penelitian sekarang akan dikirim ke Teluk Meksiko, yang menghadapi kebocoran minyak, untuk memantau dampak kebocoran minyak terhadap kehidupan laut di sana.


sumber : kompas.com